Selasa, 15 Maret 2011

Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Sedangkan kewirausahaan asecara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi

Tiga jenis perilaku yang harus dimiliki wirausahawan :

1. Memulai inisiatif
Inisiatif merupakan tindakan awal dalam memulai suatu pekerjaan. Inisiatif dapat dikembangkan melalui pengembangan daya inisiatif. Suatu inisiatif akan efektif apabila dibarengi dengan disiplin, sesuai dengan norma moral yang berlaku. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak berbuat apa-apa walaupun dia tahu tentang berbagai hal, seperti tidak atau enggan mencoba suatu usaha yang sebenarnya sudah diketahuinya disebabkan oleh kurang percaya diri, malas atau terbiasa apatis.

2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
Tantangan dan permasalahan kewirausahaan merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang wirausahawan. Tantangan dapat bersifat teknologi, sosial, politik dan lingkungan. Pasar merupakan salah satu tantangan yang memerlukan perhatian yang cukup besar. Upaya penanggulangan terhadap tantangan dapat dilakukan dengan memilih teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman, mencermati perkembangan sosial budaya masyarakat yang menjadi fokus pemasaran, mengikuti perkembangan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama yang berdampak pada bisnis, dan berusaha memenuhi persyaratan lingkungan yang ditetapkan, seperti ISO 9000, ISO 14000 dan Eco Label.

3. Diterimanya resiko dan kegagalan
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah.


Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru dalam bentuk :
a. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
b. Memperkenalkan metoda produksi baru,
c. Membuka pasar yang baru (new market),
d. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
e. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18, diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama

Proses inovasi berawal dari Wirausahawan yang melihat adanya kebutuhan, kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep dengan menguraikan masalah-masalah menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan. Selanjutnya menemukan dan menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan untuk mencari pemecahan sementara. Setelah itu, meneliti pemecahan dengan hati-hati agar bergerak terus tapi jika semuanya baik sehingga tercapailah keberhasilan.

Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :

1. Keinginan untuk berprestasi
Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.

2. Keinginan untuk bertanggung jawab
Wirausahawan menginginkn tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil (percaya diri)
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahaan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, tindakan dan pekerjaan tanpa memandang dimana kita bekerja. Berpikir dan bertindak selayaknya seorang wirausahawan seperti mampu melihat berbagai kesempatan / peluang untuk membangun jalan baru kearah kehidupan yang lebih baik dan mengadakan perubahan yang membangun.

5. Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

6. Aktivitas energik
Wirausahaan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proposi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.

7. Orientasi ke masa depan
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan. Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.

8. Keterampilan dalam pengorganisasian
Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif didalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien. Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived power) seperti memaksa (coercive), imbalan (reward), sah (legitimate), ahli (expert), dan referensi (referent).
Wirausahawan yang merupakan juga seorang pemimpin perusahaan harus menyadari bahwa tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan baik jika adanya jalinan kerja sama yang baik antara lingkungan internal dan eksternal.
RL. Kahn dalam Hasibuan (1987) menyatakan bahwa seorang pemimpin dikatakan mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik apabila:
a. Dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya;
b. Menyusun jalur pencapaian tujuan sebagai pedoman untuk mengerjakan pekerjaannya;
c. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan;
d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka dapat berguna secara organisatoris.

9. Sikap terhadap uang
Keuntungan finansial adalha nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambing kongkrit dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Salah satunya adalah modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental. Yang kedua yaitu, kemampuan dalam mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.

Ada beberapa karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi, yaitu :

1. Kemampuan inovatif atau pembaharuan.
Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan sesorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak terbentuk.

3. Keinginan untuk berprestasi,
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.

4. Kemampuan perencanaan realistis,
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.

5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan,
Seorang wirausahawan pada dasarnya juga merupakan seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Kita dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika kita percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari usaha tersebut.

6. Obyektivitas
Wirausahawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran edan aktifitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajari dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk memdefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka didalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.

7. Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.

8. Kemampuan beradaptasi,
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terlambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.

9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Kekuatan administrator terletak pada kemampuan mereka melihat kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.

Metode Analisa Diri Sendiri
Untuk memulai usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi. Kebutuhan disini adalah hal-hal yang akan membantu individu memutuskan apakah kepribadian mereka sesuai dengan peranan kewirausahaan.
3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untuk membentuk hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain, keinginan untuk diterima dan disukai. Kebutuhan untuk berkuasa menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang lain tentang kebenaran dari superioritas orang lain.
Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat dan tidak memuaskan.

Pengembangan n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan. Tahap-tahap pertama yaitu membantu menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan. Tahap kedua dipusatkan pada pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain. Tahap ketiga, berhubungan dengan dukungan kognitif (cara berfikir). Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia. Tahap terakhir dipusatkan pada pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri

Manajemen Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu mengidentifikasi kesempatan bisnis, analisa resiko dan perolehan kompetensi manajerial

Referensi :
www.google.com
www.wikipedia.go.id
Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Purnomo. (1999). Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Longenecker, J. G., et.al. (2001). Kewirausahaan (manajemen usaha kecil). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Meredith, Geoffrey G. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Wijandi, Soesarsono. (1988). Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Setyawan, Joe. (1996). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar