Pengertian hak guna paten
Hak guna paten merupakan pengaturan secara formal dalam suatu hubungan / cara bisnis, dimana perusahaan franchise (pemilik hak guna paten) memberi hak istimewa kepada franchisee (perusahaan pengguna hak guna paten), untuk menggunakan nama, logo, produk, prosedur operasi, dsb
Hak guna paten bisa didefinisikan sebagai persetujuan dimana perusahaan atau distributor tunggal dari produk yang mempunyai merek dagang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan, distributor atau pengecer independen dengan imbalan pembayaran royalti dan menyesuaikan diri dgn prosedur operasi standar
Resiko Investasi Dalam Usaha Franchising
Perusahaan franchisee menghadapi resiko yang relatif lebih rendah (lebih terukur)
Perusahaan franchisee dibebani : Pajak, pembayaran royalty, kurang bebas dalam pengelolaan/pengoperasian, perusahaan Franchisor (pemilik hak guna paten) mungkin bertindak sebagai penyalur tunggal dari beberapa perlengkapan
Jenis-jenis hak guna paten (franchise)
1. Franchise untuk mendistribusikan hasil produksi
2. Franchise yang menawarkan nama, citra, metode menjalankan usaha, dll
3. Franchise yang menawarkan jasa seperti agen pribadi, konsultasi pajak dan real estate
Langkah-langkah yang bisa diambil untuk menurunkan atau meminimisasi resiko investasi dalam franchising adalah :
1. Melakukan evaluasi diri. Wirausahawan hendaknya melakukan evaluasi sendiri untuk meyakinkan bahwa memasuki ventura franchising adalah tepat bagi diri dirinya.
2. Meneliti franchise. Tidak setiap usaha hak guna paten tepat untuk anda. Wirausahawan harus mengevaluasi usaha hak guna paten untuk memutuskan mana yang paling tepat.
Persetujuan Hak Guna Paten
Ada beberapa persetujuan dalam hak guna paten :
a. franchising : sistem pemasaran yang mencakup 2 pihak, yang terikat dalam perjanjian legal, dimana salah satu pihak di dalam kontrak yang menspesifikasikan metode yang harus diikuti dan dipenuhi pihak lain
b. franchising produk dan merek
c. franchising format : franchisee mendapat seluruh sistem pemasaran dan petunjuk dari franchisor
d. master license/sebagai penerima izin utama : (perusahaan / pribadi bertindak sebagai agen penjual untuk menemukan franchisee baru
Pengembangan areal : perusahaan / pribadi mendapat hak resmi untuk membuka beberapa gerai dalam area yang ditentukan
Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung merupakan proses penyampaian pesan maupun produk kepada pelanggan, melalui berbagi media. Pemasaran langsung adalah aktifitas total dengan mana penjual mempengaruhi transfer barang dan jasa pada pembeli, mengarahkan usahanya pada pemerhati dengan menggunakan satu media atau lebih untuk tujuan mengumpulkan tanggapan melalui telepon, pos atau kunjungan dari calon pelanggan
Ada beberapa teknik dalam pemasaran langsung , yaitu : kiriman pos langsung, telemarketing, dan penjualan door to door. Selain itu ada teknik alternatifnya, yaitu : Periklanan terklasifikasi, Periklanan display, Kiriman pos langsung, Katalog penjualan, Pemasaran tanggapan langsung media.
Bentuk-Bentuk Kepemilikan Perusahaan :
Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada beberapa bentuk yang dianggap umum:
• Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.
• Perusahaan persekutuan
Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi firma dan persekutuan komanditer.
1. Firma adalah perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan
2. Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai berikut:
• Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu komanditer.
• Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.
• Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan.
a. Pemilikan tunggal / perseorangan (firma) : Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang, Pemilik tidak perlu membagi laba
b. Kongsi : Ada perjanjian tertulis, Dimiliki 2 orang atau lebih, Umur perusahaan terbatas, Pemilikan bersama atas harta, Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba
c. Perusahaan Perseroaan : Perusahaan dengan badan hukum, Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki, Pemilikan dapat berpindah tangan, Eksitensi relatif lebih stabil/permanen
GO PUBLIK
Go publik terjadi ketika perusahaan menawarkan dan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui pendaftaran Bapepam
Keuntungan dari go publik adalah diperoleh modal baru dan masyarakat lebih mengenal perusahaan. Kerugiannya : ada kecenderungan terbukanya rahasia perusahaan dan mahalnya biaya.
Proses Go Publik
* Emisi Melalui Bursa Efek Reguler
Perusahaan yang bermaksud menawarkan efeknya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Reguler, harus melalui prosedur : persiapan (konsultasi baik kepada pihak intern perusahaan, Bapepam, maupun institusi lainnya), penyampaian letter ofintent dan (pernyataan resmi dari calon emiten atas maksudnya untuk melaksanakan emisi efek), pendaftaran emisi, penelaahan Bapepam (penelitian atas kesesuaian/kelengkapan dokumen yang disampaikan), pemberian izin emisi (setelah dalam dengar pendapat tidak ada hal-hal yang tak sesuai dengan ketentuan), pasar perdana dan pencatatan efek di Bursa Efek (emiten selanjutnya wajib melakukan pencatatan saham di bursa efek selambat-lambatnya 90 hari sejak Surat Izin Emisi Efek diterbitkan)
Contoh Kasus Seputar Paten :
- Apple tersangkut kasus paten HTC
- iPad terganjal masalah paten
- Nintendo didenda 21 juta dollar akibat melanggar hak paten
- Android digugat
- Kasus pelanggaran hak paten oleh Microsoft
* Emisi Melalui Bursa Paralel
Secara garis besar proses emisi melalui bursa efek (reguler) berlaku sepenuhnya dalam proses emisi bursa paralel kecuali beberapa persyaratan emisi. Dapat pula dikatakan bahwa umumnya proses emisi dibursa paralel lebih ringan dari pada bursa reguler karena pada bursa paralel dibutuhkan persyaratan yang lebih ringan. Perbedaan itu anatara lain : yang pertama, evaluasi dari penjamin emisi sebagai tambahan atas dokumen emisi yang berlaku pasa emisi melalui bursa efek (reguler). Yang kedua, persyaratan modal disetor. Yang ketiga, persyaratan laporan keuangan.
Sumber Referensi :
Materi Perbelajaran Kewirausahaann
http://www.hakpaten.net/
http://id.wikipedia.org/wiki/Paten
http://www.supremeconsulting.org/scg/index.php?option=com_content&view=article&id=60:franchise-atau-usaha-sendiri&catid=28:management-article&Itemid=32
Selasa, 15 Maret 2011
RENCANA-RENCANA PEMASARAN
Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuannya melalui serangkaian aktivitas yang ditujukan pada proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu
Rencana pemasaran adalah bagaimana sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya melalui sistem pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan wirausahawan (pelaku bisnis)
ANALISA LINGKUNGAN
a. Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor : Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain.
Orientasi Eksternal didapat dari : Konsumen, Perusahaan yang sudah ada, Saluran distribusi, Pemerintah, Penelitian dan Pengembangan
b. Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Sumber daya financial/keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi.
Orientasi Internal didapat dari : Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu : tahap pertama, analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan. Tahap kedua, penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya, rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan
BAURAN PEMASARAN
Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk dan jasa, penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi
1. Produk / jasa (product)
Unsur ini berisikan gambaran yang sepenuhnya menjelaskan tentang sifat usaha (nature of business) dari wirausahawan pada tahap awal saja atau yang menjadi usaha utamanya (core business). Keberadaan produk merupakan penentu bagi program bauran pemasaran yang lain. Selain itu, produk adalah sesuatu yang esensial mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar.
2. Penetapan harga (price)
Unsur ini dapat menjadi cermin tentang citra produk / jasa yang berbeda sehingga kecil sekali peluangnya bagi wirausahawan untuk menetapkan harga yang sangat signifikan dengan para pesaingnya. Dalam pasar persaingan sempurna, harga terbentuk dari kesepakatan produsen dan konsumen. Akan tetapi dalam kenyataan kondisi yang demikian jarang sekali terjadi. Salah satu pihak (umumnya produsen) dapat mendominasi pembentukan harga. Atau juga pihak lain (misalnya: pemerintah, pesaing, pemasok, distributor, asosiasi, dsb) turut berperan dalam pembentukan harga tersebut.
3. Saluran Distribusi (place)
Variabel ini memberikan guna tempat (place utility) bagi para pelanggan yang membutuhkan produk/jasa yang dihasilkan dari produsen sehingga diharapkan dapat dicapai titik kepuasan pelanggan. Distribusi yang efektif akan memperlancar arus atau akses barang oleh konsumen sehingga dapat diperoleh kemudahan memperolehnya. Disamping itu, konsumen juga akan dapat memperoleh barang sesuai yang diperlukan.
4. Aktivitas promosi (promotion)
Variabel ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas usaha penjualan selain lewat saluran distribusi. Promosi penjualan adalah alat promosi yang merupakan perangsang bagi konsumen untuk segera melakukan pembelian, umumnya bersifat jangka pendek.
BATASAN RENCANA PEMASARAN
Urgensi Rencana Pemasaran :
• Kita telah berada dimana (where do we now)?
• Kemana kita akan pergi (where do we go)?
• Bagaimana cara mencapainya (how do we go)?
Rencana pemasaran hendaknya dipahami oleh manajemen sebagai pedoman penerapan pembuatan keputusan pemasaran dan tidak hanya sebagai dokumen tak berarti saja. Ketika wirausahawan tidak meluangkan waktu yang tepat untuk mengembangkan rencana pemasaran atau berfikir bahwa “hal ini membuang-buang waktu saja,” mereka biasanya akan menafsirkan secara salah arti rencana pemasaran dan apa yang bisa dicapai dan apa yang tidak.
Pengembangan rencana perlu mendokumentasikan secara formal dan menguraikan sebanyak mungkin perincian pemasaran yang akan menjadi bagian pembuatan keputusan.
Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :
☆ Kemampuan peramalan : wirausahawan harus merancang rencana-rencana dan membuat penyesuaian serta modifikasi yang perlu agar memenuhi tujuan da sasaran yang diinginkan
☆ Akses kepada sumber informasi, yaitu Kadin, jurnal perdagangan, badan-badan pemerintah (Departemen Perdagangan)
☆ Waktu yang terbatas
☆ Koordinasi proses perencanaan oleh tim manajemen (bagi usaha baru)
☆ Implementasi perencanaan pasar untuk membuat penyesuaian yang diperlukan dan ditimbulkan oleh pasar
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA
• Mendefinisikan situasi bisnis
Situasi bisnis adalah telaah dimana perusahaan berada. Wirausahawan hendaknya menelaah kinerja produk dan perusahaan masa lalu.
• Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar kedalam kelompok homogen yang lebih kecil. Hai ini membantu wirausahawan mendefinisikan peluang dan memberikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa di’manage.
• Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
Kelemahan berhubungan dengan kapasitas produk yang dibatasi oleh ruang dan peralatan. Disamping itu, perusahaan mempunyai sistem distribusi produk/jasa yag tidak memadai dan harus bergantung pada perwakilan perusahaan. Kurangnya dana untuk mendukung usaha promosi besar-besaran bisa diidentifikasi sebagai kelemahan.
• Penetapan tujuan dan sasaran pasar yang realistis dan spesifik.
Sasaran dan tujuan tersebut harus menguraikan kemana perusahaan diarahkan dan menspesifikasi hal-hal seperti pangsa pasar, laba, penjualan (menurut wilayah dan daerah), penetrasi pasar, jumlah distributor, tingkat kesadaran, peluncuran produk baru, kebijakan penentuan harga, promosi penjualan, dan dukungan periklanan.
• Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
Contoh strategi yang baik dan yang buruk :
* strategi yang buruk : kita akan meningkatkan penjualan produk dengan menurunkan harga
* strategi yang baik : kita akan meningkatkan penjualan produk hingga 6-8% dengan menurunkan harga 10%, menghadiri pameran perdagangan, mengadakan pengiriman pos kepada 5000 pelanggan potensial
• Perancangan tanggung jawab implementasi
Rencana harus diimplementasikan dengan efektif untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan.
• Penganggaran strategi pemasaran
Keputusan perencanaan efektif harus mempertimbangkan biaya-biaya dalam implementasi keputusan tersebut.
• Monitor kemajuan usaha pemasaran
Monitoring rencana melibatkan penjejakan hasil-hasil tertentu dari usaha pemasaran, contohnya seperti : data penjualan menurut produk, daerah, perwakilan penjualan, dan tempat penjualan.
Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
1. Minimnya rencana nyata. Rencana pemasaran dangkal dan kurangnya rincian dan substansi, khususnya mengenai tujuan dan sasaran
2. Minimnya analisa situasi yang memadai. Analisa lingkungan secara seksama bisa menghasilkan tujuan dan sasaran yang tidak bisa diterima
3. Tujuan dan sasaran yang tidak realistis karena kurangnya pemahaman situasi
4. Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan. Dengan analisa situasi yang baik, maupun monitoring proses yang efektif, keputusan bersaing bisa dinilai dan diprediksi dengan akurasi tinggi. Kekurangan produk sering terjadi karena tingginya permintaan, kelangkaan bahan bakar, banjir, perang diluar kendali wirausahawan.
Sumber Referensi :
Materi Pembelajaran Kewirausahaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Rencana_Pemasaran
Rencana pemasaran adalah bagaimana sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya melalui sistem pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan wirausahawan (pelaku bisnis)
ANALISA LINGKUNGAN
a. Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor : Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain.
Orientasi Eksternal didapat dari : Konsumen, Perusahaan yang sudah ada, Saluran distribusi, Pemerintah, Penelitian dan Pengembangan
b. Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Sumber daya financial/keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi.
Orientasi Internal didapat dari : Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu : tahap pertama, analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan. Tahap kedua, penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya, rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan
BAURAN PEMASARAN
Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk dan jasa, penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi
1. Produk / jasa (product)
Unsur ini berisikan gambaran yang sepenuhnya menjelaskan tentang sifat usaha (nature of business) dari wirausahawan pada tahap awal saja atau yang menjadi usaha utamanya (core business). Keberadaan produk merupakan penentu bagi program bauran pemasaran yang lain. Selain itu, produk adalah sesuatu yang esensial mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar.
2. Penetapan harga (price)
Unsur ini dapat menjadi cermin tentang citra produk / jasa yang berbeda sehingga kecil sekali peluangnya bagi wirausahawan untuk menetapkan harga yang sangat signifikan dengan para pesaingnya. Dalam pasar persaingan sempurna, harga terbentuk dari kesepakatan produsen dan konsumen. Akan tetapi dalam kenyataan kondisi yang demikian jarang sekali terjadi. Salah satu pihak (umumnya produsen) dapat mendominasi pembentukan harga. Atau juga pihak lain (misalnya: pemerintah, pesaing, pemasok, distributor, asosiasi, dsb) turut berperan dalam pembentukan harga tersebut.
3. Saluran Distribusi (place)
Variabel ini memberikan guna tempat (place utility) bagi para pelanggan yang membutuhkan produk/jasa yang dihasilkan dari produsen sehingga diharapkan dapat dicapai titik kepuasan pelanggan. Distribusi yang efektif akan memperlancar arus atau akses barang oleh konsumen sehingga dapat diperoleh kemudahan memperolehnya. Disamping itu, konsumen juga akan dapat memperoleh barang sesuai yang diperlukan.
4. Aktivitas promosi (promotion)
Variabel ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas usaha penjualan selain lewat saluran distribusi. Promosi penjualan adalah alat promosi yang merupakan perangsang bagi konsumen untuk segera melakukan pembelian, umumnya bersifat jangka pendek.
BATASAN RENCANA PEMASARAN
Urgensi Rencana Pemasaran :
• Kita telah berada dimana (where do we now)?
• Kemana kita akan pergi (where do we go)?
• Bagaimana cara mencapainya (how do we go)?
Rencana pemasaran hendaknya dipahami oleh manajemen sebagai pedoman penerapan pembuatan keputusan pemasaran dan tidak hanya sebagai dokumen tak berarti saja. Ketika wirausahawan tidak meluangkan waktu yang tepat untuk mengembangkan rencana pemasaran atau berfikir bahwa “hal ini membuang-buang waktu saja,” mereka biasanya akan menafsirkan secara salah arti rencana pemasaran dan apa yang bisa dicapai dan apa yang tidak.
Pengembangan rencana perlu mendokumentasikan secara formal dan menguraikan sebanyak mungkin perincian pemasaran yang akan menjadi bagian pembuatan keputusan.
Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :
☆ Kemampuan peramalan : wirausahawan harus merancang rencana-rencana dan membuat penyesuaian serta modifikasi yang perlu agar memenuhi tujuan da sasaran yang diinginkan
☆ Akses kepada sumber informasi, yaitu Kadin, jurnal perdagangan, badan-badan pemerintah (Departemen Perdagangan)
☆ Waktu yang terbatas
☆ Koordinasi proses perencanaan oleh tim manajemen (bagi usaha baru)
☆ Implementasi perencanaan pasar untuk membuat penyesuaian yang diperlukan dan ditimbulkan oleh pasar
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA
• Mendefinisikan situasi bisnis
Situasi bisnis adalah telaah dimana perusahaan berada. Wirausahawan hendaknya menelaah kinerja produk dan perusahaan masa lalu.
• Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar kedalam kelompok homogen yang lebih kecil. Hai ini membantu wirausahawan mendefinisikan peluang dan memberikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa di’manage.
• Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
Kelemahan berhubungan dengan kapasitas produk yang dibatasi oleh ruang dan peralatan. Disamping itu, perusahaan mempunyai sistem distribusi produk/jasa yag tidak memadai dan harus bergantung pada perwakilan perusahaan. Kurangnya dana untuk mendukung usaha promosi besar-besaran bisa diidentifikasi sebagai kelemahan.
• Penetapan tujuan dan sasaran pasar yang realistis dan spesifik.
Sasaran dan tujuan tersebut harus menguraikan kemana perusahaan diarahkan dan menspesifikasi hal-hal seperti pangsa pasar, laba, penjualan (menurut wilayah dan daerah), penetrasi pasar, jumlah distributor, tingkat kesadaran, peluncuran produk baru, kebijakan penentuan harga, promosi penjualan, dan dukungan periklanan.
• Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
Contoh strategi yang baik dan yang buruk :
* strategi yang buruk : kita akan meningkatkan penjualan produk dengan menurunkan harga
* strategi yang baik : kita akan meningkatkan penjualan produk hingga 6-8% dengan menurunkan harga 10%, menghadiri pameran perdagangan, mengadakan pengiriman pos kepada 5000 pelanggan potensial
• Perancangan tanggung jawab implementasi
Rencana harus diimplementasikan dengan efektif untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan.
• Penganggaran strategi pemasaran
Keputusan perencanaan efektif harus mempertimbangkan biaya-biaya dalam implementasi keputusan tersebut.
• Monitor kemajuan usaha pemasaran
Monitoring rencana melibatkan penjejakan hasil-hasil tertentu dari usaha pemasaran, contohnya seperti : data penjualan menurut produk, daerah, perwakilan penjualan, dan tempat penjualan.
Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
1. Minimnya rencana nyata. Rencana pemasaran dangkal dan kurangnya rincian dan substansi, khususnya mengenai tujuan dan sasaran
2. Minimnya analisa situasi yang memadai. Analisa lingkungan secara seksama bisa menghasilkan tujuan dan sasaran yang tidak bisa diterima
3. Tujuan dan sasaran yang tidak realistis karena kurangnya pemahaman situasi
4. Kurangnya antisipasi terhadap pesaing dan pasokan. Dengan analisa situasi yang baik, maupun monitoring proses yang efektif, keputusan bersaing bisa dinilai dan diprediksi dengan akurasi tinggi. Kekurangan produk sering terjadi karena tingginya permintaan, kelangkaan bahan bakar, banjir, perang diluar kendali wirausahawan.
Sumber Referensi :
Materi Pembelajaran Kewirausahaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Rencana_Pemasaran
Kewirausahaan (Entrepreneurship)
Kewirausahaan (Entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis : Perantara. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Sedangkan kewirausahaan asecara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi
Tiga jenis perilaku yang harus dimiliki wirausahawan :
1. Memulai inisiatif
Inisiatif merupakan tindakan awal dalam memulai suatu pekerjaan. Inisiatif dapat dikembangkan melalui pengembangan daya inisiatif. Suatu inisiatif akan efektif apabila dibarengi dengan disiplin, sesuai dengan norma moral yang berlaku. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak berbuat apa-apa walaupun dia tahu tentang berbagai hal, seperti tidak atau enggan mencoba suatu usaha yang sebenarnya sudah diketahuinya disebabkan oleh kurang percaya diri, malas atau terbiasa apatis.
2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
Tantangan dan permasalahan kewirausahaan merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang wirausahawan. Tantangan dapat bersifat teknologi, sosial, politik dan lingkungan. Pasar merupakan salah satu tantangan yang memerlukan perhatian yang cukup besar. Upaya penanggulangan terhadap tantangan dapat dilakukan dengan memilih teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman, mencermati perkembangan sosial budaya masyarakat yang menjadi fokus pemasaran, mengikuti perkembangan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama yang berdampak pada bisnis, dan berusaha memenuhi persyaratan lingkungan yang ditetapkan, seperti ISO 9000, ISO 14000 dan Eco Label.
3. Diterimanya resiko dan kegagalan
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah.
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru dalam bentuk :
a. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
b. Memperkenalkan metoda produksi baru,
c. Membuka pasar yang baru (new market),
d. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
e. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18, diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama
Proses inovasi berawal dari Wirausahawan yang melihat adanya kebutuhan, kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep dengan menguraikan masalah-masalah menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan. Selanjutnya menemukan dan menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan untuk mencari pemecahan sementara. Setelah itu, meneliti pemecahan dengan hati-hati agar bergerak terus tapi jika semuanya baik sehingga tercapailah keberhasilan.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi
Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
Wirausahawan menginginkn tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil (percaya diri)
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahaan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, tindakan dan pekerjaan tanpa memandang dimana kita bekerja. Berpikir dan bertindak selayaknya seorang wirausahawan seperti mampu melihat berbagai kesempatan / peluang untuk membangun jalan baru kearah kehidupan yang lebih baik dan mengadakan perubahan yang membangun.
5. Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6. Aktivitas energik
Wirausahaan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proposi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7. Orientasi ke masa depan
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan. Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif didalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien. Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived power) seperti memaksa (coercive), imbalan (reward), sah (legitimate), ahli (expert), dan referensi (referent).
Wirausahawan yang merupakan juga seorang pemimpin perusahaan harus menyadari bahwa tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan baik jika adanya jalinan kerja sama yang baik antara lingkungan internal dan eksternal.
RL. Kahn dalam Hasibuan (1987) menyatakan bahwa seorang pemimpin dikatakan mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik apabila:
a. Dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya;
b. Menyusun jalur pencapaian tujuan sebagai pedoman untuk mengerjakan pekerjaannya;
c. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan;
d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka dapat berguna secara organisatoris.
9. Sikap terhadap uang
Keuntungan finansial adalha nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambing kongkrit dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Salah satunya adalah modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental. Yang kedua yaitu, kemampuan dalam mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
Ada beberapa karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi, yaitu :
1. Kemampuan inovatif atau pembaharuan.
Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan sesorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak terbentuk.
3. Keinginan untuk berprestasi,
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
4. Kemampuan perencanaan realistis,
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.
5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan,
Seorang wirausahawan pada dasarnya juga merupakan seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Kita dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika kita percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari usaha tersebut.
6. Obyektivitas
Wirausahawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran edan aktifitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajari dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk memdefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka didalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
7. Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8. Kemampuan beradaptasi,
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terlambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Kekuatan administrator terletak pada kemampuan mereka melihat kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
Metode Analisa Diri Sendiri
Untuk memulai usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi. Kebutuhan disini adalah hal-hal yang akan membantu individu memutuskan apakah kepribadian mereka sesuai dengan peranan kewirausahaan.
3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untuk membentuk hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain, keinginan untuk diterima dan disukai. Kebutuhan untuk berkuasa menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang lain tentang kebenaran dari superioritas orang lain.
Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat dan tidak memuaskan.
Pengembangan n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan. Tahap-tahap pertama yaitu membantu menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan. Tahap kedua dipusatkan pada pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain. Tahap ketiga, berhubungan dengan dukungan kognitif (cara berfikir). Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia. Tahap terakhir dipusatkan pada pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri
Manajemen Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu mengidentifikasi kesempatan bisnis, analisa resiko dan perolehan kompetensi manajerial
Referensi :
www.google.com
www.wikipedia.go.id
Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Purnomo. (1999). Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Longenecker, J. G., et.al. (2001). Kewirausahaan (manajemen usaha kecil). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Meredith, Geoffrey G. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Wijandi, Soesarsono. (1988). Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Setyawan, Joe. (1996). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tiga jenis perilaku yang harus dimiliki wirausahawan :
1. Memulai inisiatif
Inisiatif merupakan tindakan awal dalam memulai suatu pekerjaan. Inisiatif dapat dikembangkan melalui pengembangan daya inisiatif. Suatu inisiatif akan efektif apabila dibarengi dengan disiplin, sesuai dengan norma moral yang berlaku. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang tidak berbuat apa-apa walaupun dia tahu tentang berbagai hal, seperti tidak atau enggan mencoba suatu usaha yang sebenarnya sudah diketahuinya disebabkan oleh kurang percaya diri, malas atau terbiasa apatis.
2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
Tantangan dan permasalahan kewirausahaan merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang wirausahawan. Tantangan dapat bersifat teknologi, sosial, politik dan lingkungan. Pasar merupakan salah satu tantangan yang memerlukan perhatian yang cukup besar. Upaya penanggulangan terhadap tantangan dapat dilakukan dengan memilih teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman, mencermati perkembangan sosial budaya masyarakat yang menjadi fokus pemasaran, mengikuti perkembangan politik baik di dalam negeri maupun di luar negeri terutama yang berdampak pada bisnis, dan berusaha memenuhi persyaratan lingkungan yang ditetapkan, seperti ISO 9000, ISO 14000 dan Eco Label.
3. Diterimanya resiko dan kegagalan
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah.
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru dalam bentuk :
a. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
b. Memperkenalkan metoda produksi baru,
c. Membuka pasar yang baru (new market),
d. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
e. Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Kewirausahaan Dalam Perspektif Sejarah
Muncul pertama kali di Inggris pada akhir abad 18, diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Jadi keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama
Proses inovasi berawal dari Wirausahawan yang melihat adanya kebutuhan, kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep dengan menguraikan masalah-masalah menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan. Selanjutnya menemukan dan menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan untuk mencari pemecahan sementara. Setelah itu, meneliti pemecahan dengan hati-hati agar bergerak terus tapi jika semuanya baik sehingga tercapailah keberhasilan.
Karakteristik Wirausahawan Menurut McClelland :
1. Keinginan untuk berprestasi
Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
Wirausahawan menginginkn tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil (percaya diri)
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahaan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, tindakan dan pekerjaan tanpa memandang dimana kita bekerja. Berpikir dan bertindak selayaknya seorang wirausahawan seperti mampu melihat berbagai kesempatan / peluang untuk membangun jalan baru kearah kehidupan yang lebih baik dan mengadakan perubahan yang membangun.
5. Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6. Aktivitas energik
Wirausahaan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proposi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7. Orientasi ke masa depan
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan. Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif didalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien. Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived power) seperti memaksa (coercive), imbalan (reward), sah (legitimate), ahli (expert), dan referensi (referent).
Wirausahawan yang merupakan juga seorang pemimpin perusahaan harus menyadari bahwa tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan baik jika adanya jalinan kerja sama yang baik antara lingkungan internal dan eksternal.
RL. Kahn dalam Hasibuan (1987) menyatakan bahwa seorang pemimpin dikatakan mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik apabila:
a. Dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya;
b. Menyusun jalur pencapaian tujuan sebagai pedoman untuk mengerjakan pekerjaannya;
c. Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan;
d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka dapat berguna secara organisatoris.
9. Sikap terhadap uang
Keuntungan finansial adalha nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambing kongkrit dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Salah satunya adalah modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental. Yang kedua yaitu, kemampuan dalam mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
Ada beberapa karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi, yaitu :
1. Kemampuan inovatif atau pembaharuan.
Inovasi adalah kunci penting seorang wirausahawan. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan sesorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak terbentuk.
3. Keinginan untuk berprestasi,
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.
4. Kemampuan perencanaan realistis,
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan n Ach dari wirausahawan.
5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan,
Seorang wirausahawan pada dasarnya juga merupakan seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik. Kita dapat menjadi pemimpin yang berhasil jika kita percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari usaha tersebut.
6. Obyektivitas
Wirausahawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran edan aktifitas kewirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajari dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk memdefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka didalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
7. Tanggung jawab pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8. Kemampuan beradaptasi,
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terlambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun menilai situasi secara obyektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Kekuatan administrator terletak pada kemampuan mereka melihat kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
Metode Analisa Diri Sendiri
Untuk memulai usaha baru harus memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi. Kebutuhan disini adalah hal-hal yang akan membantu individu memutuskan apakah kepribadian mereka sesuai dengan peranan kewirausahaan.
3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut McClelland yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n Ach), kebutuhan berafiliasi (n Afill) dan kebutuhan untuk berkuasa (n Pow). Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untuk membentuk hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain, keinginan untuk diterima dan disukai. Kebutuhan untuk berkuasa menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang lain tentang kebenaran dari superioritas orang lain.
Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak terlupakan yaitu pengalaman yang sangat dan tidak memuaskan.
Pengembangan n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan. Tahap-tahap pertama yaitu membantu menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan. Tahap kedua dipusatkan pada pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain. Tahap ketiga, berhubungan dengan dukungan kognitif (cara berfikir). Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia. Tahap terakhir dipusatkan pada pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri
Manajemen Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu mengidentifikasi kesempatan bisnis, analisa resiko dan perolehan kompetensi manajerial
Referensi :
www.google.com
www.wikipedia.go.id
Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Purnomo. (1999). Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Longenecker, J. G., et.al. (2001). Kewirausahaan (manajemen usaha kecil). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Meredith, Geoffrey G. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Wijandi, Soesarsono. (1988). Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Setyawan, Joe. (1996). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Langganan:
Postingan (Atom)