Analisa BEP mempunyai hubungan yang sangat erat dengan program budget,
walaupun analisa BEP dapat diterapkan dengan data historis, tetapi akan sangat
berguna bagi manajemen jika diterapkan pada taksiran periode yang akan datang.
Penggunaan budget ini akan lebih bermanfaat bagi manajemen apabila disertai
dengan teknik-teknik perencanaan atau analisa seperti analisa BEP karena untuk
mengetahui besarnya BEP perlu diadakan analisa terhadap hubungan antara biaya,
volume, harga jual dan laba.
BEP dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan,
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (Penghasilan = Total
Biaya). Tetapi analisa BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan
yang BEP saja, akan tetapi analisa BEP mampu memberikan informasi kepada
pinjaman perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
a. Penentuan Tingkat BEP
Untuk dapat menentukan tingkat BEP, maka biaya yang terjadi harus dapat
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Dalam memisahkannya
bukanlah hal yang mudah, jenis biaya semi variabel atau semi tetap dalam
analisa BEP perlu dipisahkan lebih dahulu menjadi biaya variabel dan biaya
tetap dengan menggunakan metode tertentu.
Tingkat BEP ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan matematis
dan pendekatan grafis. Secara matematis, tingkat BEP dapat ditentukan dengan berbagai
rumus. Secara grafis, untuk menggambarkan tingkat volume dan labanya diperlukan
grafik atau bagan BEP. Untuk menentukan jumlah penjualan minimal yang harus
dicapai agar perusahaan mencapai BEP ditentukan dengan rumus sebagai berikut
:BEP (dalam satuan) = Biaya tetap dibagi margin per satuan barang
Marginal income ratio adalah ratio antara marginal income dengan hasil
penjualannya, sedangkan marginal income adalah selisih antara hasil penjualan
dengan biaya variabel. Untuk
menentukan jumlah satuan barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai BEP,
dapat pula ditentukan dengan membagi hasil penjualan pada tingkat BEP dengan
harga jual per satuan barang tersebut.
a.
Manfaat
BEP
- Alat perencanaan untuk hasilkan laba
- Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat
volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba
menurut tingkat penjualan yang bersangkutan
- Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
- Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik
yang mudah dibaca dan dimengerti
Menurut
Rony (1990, p. 357) analisis BEP sangat bermanfaat bagi manajemen dalam
menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara berbeda
namun tetap berkaitan yaitu:
a.
Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa
tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.
b.
Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi
terhadap tingkat operasional.
c.
Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi
penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja
dengan peralatan yang canggih.
Matz,
Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat analisa BEP
untuk manajemen, yaitu :
- Membantu pengendalian melalui anggaran.
- Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
- Menganalisa dampak perubahan volume.
- Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
- Merundingkan upah.
- Manganalisa bauran produk.
- Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi
lanjutan.
- Menganalisa margin of safety.
b.
Grafik BEP dan Grafik Laba
per satuan
Dengan grafik BEP, manajemen akan dapat mengetahui hubungan antara biaya,
penjualan (volume penjualan) dan laba. Selain
itu, manajemen dapat mengetahui besarnya biaya yang tergolong biaya tetap dan
biaya variabel. Di samping itu, manajemen dapat mengetahui tingkat penjualan
yang masih menimbulkan kerugian dan sudah menimbulkan laba.
Dari grafik laba per satuan maupun dari tabelnya, manajemen akan
memperoleh informasi tentang hubungan antara volume penjualan, biaya dan laba
per satuan barang; manajemen akan memperoleh informasi tentang besarnya biaya
per satuan, rugi maupun laba untuk berbagai tingkat penjualan/produksi tersebut
dan besarnya satuan barang yang harus dijual agar perusahaan tidak menderita
rugi dan belum memperoleh laba.
c.
Anggapan-anggapan dan
Keterbatasan Analisa BEP
Pada
umumnya konsep atau anggaran dasar yang digunakan dalam analisa BEP, antara
lain :
a.
Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan
menjadi biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat
diterapkan dengan tepat;
- Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan
sampai tingkat kapasitas penuh;
- Bahwa biaya variabel akan berubah secara
proporsional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya
sinkronisasi antara produksi dan penjualan;
- Bahwa harga jual per satuan barang tidak akan
berubah, berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan
harga secara umum;
- Bahwa
hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih
dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.
Asumsi-Asumsi Dasar Analisa BEP menurut Mulyadi
(1993, p. 259) :
a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.
b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat
kegiatan.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f.
Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap
tidak signifikan.
g. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
h. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.
Analisis BEP mempunyai keterbatasan, yaitu:
· Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put
tertentu
· Variabel
cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
· Sales
price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
· Sales
mix adalah konstan
Berdasarkan
keterbatasan tersebut, BEP akan bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,
dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya,
meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP
akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini
akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit
akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit. Perubahan ini akan mempengaruhi
miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level
penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah
atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan
memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan
antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila
terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk
B tetap maka BEP pun akan berubah.
5. Margin Of Safety. Dalam hubungannya dengan analisis BEP yaitu untuk
menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:
d.
Margin of Safety
Suatu perusahaan yang mempunyai margin of safety yang besar adalah lebih
baik bila dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai margin of safety yang
rendah, karena margin of safety menunjukkan indikasi atau memberikan gambaran
kepada manajemen berapakah penurunan penjualan yang dapat ditolerir sehingga
perusahaan tidak menderita rugi tetapi juga belum memperoleh laba.
Prosentase dari Margin of Safety dapat dihubungkan langsung dengan tingkat
keuntungan perusahaan,
a.
Akibat Perubahan Berbagai
Faktor
- Perubahan Biaya Tetap
Perubahan jumlah biaya
tetap akan mengakibatkan perubahan jumlah biaya secara keseluruhan pada
berbagai tingkat penjualan, dengan perubahan jumlah biaya maka besarnya
penjualan pada tingkat BEP akan berubah pula.
- Kenaikan Biaya Variabel
Dengan kenaikan biaya
variabel, maka jumlah biaya juga akan berubah, begitu pula besarnya penjualan
pada tingkat BEP akan berubah.
- Kenaikan Harga Jual
Manajement perusahaan
dalam usahanya untuk meningkatkan penghasilan (penjualan) yang diharapkan dapat
menaikkan keuntungan dapat dilakukan dengan menaikkan harga jual. Tetapi, perlu
diadakan penelitian pasar akibat adanya kenaikan harga jual tersebut, sebab
dengan adanya kenaikan harga jual dapat mengakibatkan perubahan besarnya BEP.
- Perubahan Komposisi Penjualan
Apabila perusahaan
memproduksi atau menjual lebih dari satu macam barang, maka analisa BEP dapat
pula diterapkan untuk seluruh barang yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan
tersebut. Maka, komposisi (perbandingan) antara barang-barang tersebut harus
tetap sama baik dalam komposisi produksinya maupun penjualannya (produk-mix dan
sales-mix). BEP dalam keseluruhan atau total tidak berarti bahwa masing-masing
produk harus dalam keadaan BEP. Apabila komposisinya berubah maka BEP-nya secara
total akan berubah pula.
b.
Kegunaan Analisa BEP bagi
Manajemen
1. Analisa
BEP dan Keputusan Penambahan Investasi
Hasil analisa BEP di
samping memberikan gambaran tentang hubungan antara biaya, volume dan laba,
juga akan dapat membantu atau memberikan informasi maupun pedoman kepada
manajement dalam memecahkan masalah-masalah lain yang dihadapinya. Misalnya
masalah penambahan atau penggantian fasilitas pabrik atau investasi dalam
aktiva tetap lainnya.
Langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Memperbandingkan tingkat BEP sebelum adanya tambahan
investasi baru dengan sesudah adanya tambahan investasi tersebut;
2) Menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai
perusahaan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau minimal sama dengan
keadaan sekarang;
3) Menentukan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai
dalam dua keadaan tersebut.
2. Analisa
BEP dan Keputusan Menutup Usaha
Suatu
usaha harus dihentikan atau ditutup apabila penghasilan yang diperoleh tidak
dapat menutup biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa
suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus maupun
dengan grafik BEP.
Biaya variabel biasanya merupakan biaya tunai dan biaya tetap sebagian
merupakan biaya tunai dan sebagian lagi merupakan sunk cost. Untuk menghitung jumlah satuan barang yang harus dijual
agar dapat menutup biaya tunainya (shut
down point), yaitu biaya tetap tunai dibagi dengan marginal income per
unit.
Bila digunakan grafik,
maka suatu usaha harus dihentikan apabila tingkat penjualan berada di titik
perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya tunai.
Di samping kedua kegunaan tersebut, analisa BEP dapat pula digunakan untuk
membantu memecahkan masalah lain, misalnya : penentuan harga jual terendah yang
memungkinkan untuk diterima oleh perusahaan, penentuan produk yang harus
ditingkatkan ataupun dikurangi produksinya untuk memperoleh keutungan yang
terbesar, menentukan akibat adanya perubahan tingkat harga ataupun product mixture, penentuan
profit/keuntungan yang akan diperoleh pada berbagai tingkat volume penjualan
dan masalah lain yang dihadapi manajemen perusahaan.
Sumber :
Munawir,S.2010.Edisi Keempat:Analisa
Laporan Keuangan.Liberty,Yogyakarta.